Saturday 29 December 2012

Info Headquarters : Kafein

Kita semua--terutama kamu, Squadron, yang sering begadang untuk bikin tugas--pasti familiar dengan kafein. Kafein tergolong dalam salah satu senyawa alkaloid (basa nitrogen heterosiklik) dan ditemukan pada tahun 1819 oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Friedrich Ferdinand Runge.

Kafe-in. Kafe. Coffee. Pernah terbayang kenapa namanya kafein--padahal kita tahu kafein ini bukan cuma ada di kopi? Istilah kafein memang pada awalnya hanya digunakan untuk menyebut senyawa yang terdapat pada kopi. Namun, pada akhirnya diketahui bahwa ternyata kafein tidak hanya terdapat pada kopi. Senyawa ini terdapat pada teh, cokelat, dan minuman bersoda. Untuk tumbuhan teh, kafein juga disebut dengan istilah teina.

Banyak mitos yang beredar soal kafein baik positif maupun negatif. Tapi sebagai anggota Squadron, kamu harus lebih kritis. Kita tidak akan mengupas seluruh mitos tersebut dalam kelas kali ini, tapi kita akan mengobrol sedikit bagaimana sebenarnya prinsip kerja kafein dalam tubuh manusia.

Kafein adalah satu contoh zat diuretik. Zat diuretik adalah zat yang dapat menurunkan kadar zat terlarut dalam suatu cairan. Makanya kafein membuat konsumennya sering pipis. Tapi, dibalik fungsi diuresisnya ini, zat diuretik (in this case, kafein) banyak digunakan sebagai doping atau stimulan bagi para atlet sebelum bertanding karena diyakini dapat meningkatkan konsentrasi, agility, dan kecepatan sang atlet. Menurut beberapa sumber, FIFA sebenarnya sudah melarang penggunaan doping atau stimulan artifisial dan manipulasi transfer oksigen ke otak secara kimia maupun fisika, pada atlet yang akan bertanding. Kafein memenuhi dua requirements di atas.

Nah, paragraf di atas juga nantinya akan menjelaskan kenapa kamu sulit tidur setelah mengonsumsi kafein. Kantuk yang kamu rasakan adalah bentuk alert dari tubuh bahwa otak sedang kekurangan oksigen, ditandai dengan mekanisme otomatis tubuh yang kamu ketahui sebagai 'menguap'. Nah, kafein dapat meningkatkan frekuensi detak jantungmu--makanya beberapa orang yang tidak biasa mengonsumsi kopi deg-degan saat mengonsumsi kopi untuk pertama kalinya. Saat jantung memompa lebih cepat, asupan oksigen ke otak akan meningkat. Dan poof, kantukmu akan perlahan hilang.

Oh, dan berapa lama zat ini dapat bertahan di tubuhmu? Rata-rata kafein dapat bertahan selama lima hingga tujuh jam dalam tubuh manusia. Akan baik bila kamu mengonsumsi kafein di jam-jam produktifmu karena zat ini akan membantu meningkatkan konsentrasi dan produktivitasmu. Sebaliknya, hindari konsumsi kafein menjelang jam tidur.

Benarkah kafein mengeluarkan efek candu sejak konsumsi pertama kali? Ternyata tidak. Kafein, yang dikategorikan sebagai salah satu zat stimulan untuk otak, ternyata tidak menyebabkan kamu kecanduan pada konsumsi pertama dalam jumlah sedang. Namun, efek candu terjadi pada sebagian orang yang terbiasa mengonsumsi kafein dalam jumlah tertentu dan pada waktu tertentu. Begitu pula sebagian besar efek sampingnya yang baru dirasakan setelah pemberhentian konsumsi. Misalnya kamu yang terbiasa mengonsumsi secangkir kopi setiap pagi, kebetulan kehabisan stok, jadilah kamu tidak mendapat asupan kafein rutinmu. Kamu bisa saja merasa pusing, sulit berkonsentrasi, atau bahkan mual.

Last but not least, karena fungsi diuresis dan pengaruhnya pada detak jantung dan volume urine-mu, benar kalau zat ini bisa memperparah nervous-mu. Hmm...


Jadi bagaimana? Kafein tidak terlalu buruk, kan? Konsumsi dalam kadar yang tepat dan frekuensi yang normal, kafein bisa jadi booster untuk hari aktif kalian. Enjoy caffeine :)

Wednesday 19 December 2012

Battlefield Trial 1: Latihan Soal Sifat Koligatif Larutan

Saatnya latihan, Squadron. Kami telah memilih 8 soal untuk kalian pecahkan sebelum kamu meninggalkan Headquarters dan menutup hari perdana di blog ini. Kamu masih boleh mengintip arena kita sebelumnya--walaupun lebih baik tidak supaya kamu jadi benar-benar latihan.

Well soldier, prepare your gun and give it a shot.


1.   Bagaimana sifat koligatif dari larutan elektrolit dibandingkan dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit?


2.   Berapa gram KCl harus dilarutkan kedalam 100 gram air agar air mendidih pada 101C, jika derajat ionisasi KCl 0,9 dan harga Kb air 0,52C/m?


3.   Larutan 4 gram suatu basa berasam satu (LOH) dalam 100 gram air membeku pada temperature -3,72C. Jika penurunan titik beku air 1,86C, tentukan massa atom relative logam penyusun basa tersebut!


4.   4,75 gram MgCl2 dilarutkan dalam 1.000 gram air. Tentukan:

a.   Titik didih

b.   Titik beku

c.   Tekanan osmotic larutan itu pada 27C jika derajat ionisasi 0,9; Kb air = 0,52C/m; Kf air = 1,86 C/m (Ar: Mg= 24; Cl = 35,5)


5.   Suatu zat sebanyak 618 gram dilarutkan dalam 1 dm3 air. Ternyata larutan tersebut mendidih pada suhu 101,846⁰C. Jika Kb air = 0,52, maka berapakah Mr zat tersebut?


6.    Titik beku suatu larutan yang mengandung 10 gram zat Y (non-elektrolit) dalam 500 gram air adalah -0,465⁰C. Jika diketahui tetapan penurunan titik beku molal (Kf) air = 1,86, berapakah Mr Y?


7.    Sebanyak 46 gram gliserol (Mr = 92) dicampur dengan 270 gram air (Mr = 18). Jika tekanan uap air pada suhu tersebut sama dengan 62 mmHg, maka berapakah tekanan uap larutan tersebut?


8.    Larutan 0,5 molal elektrolit biner membeku pada suhu -1,32⁰C. Jika Kf = 1,86⁰C/molal, maka berapa harga derajat ionisasi larutan elektrolit tersebut?

Tuesday 18 December 2012

Trial 1 : Es Krim

Oke Squadron, Headquarter punya project pertama untuk kalian.

Suka es krim? Untuk praktek Weapon 1: Sifat Koligatif Larutan, kita akan coba buat es krim di markas. Kami tidak akan mengizinkan kalian menggunakan kulkas. Kalian hanya akan diizinkan untuk menyediakan:

Alat:
Sendok
Wadah baskom besar
Wadah kecil untuk es krim kalian (malah kalau bisa pakai tabung reaksi saja. Peace :) )
Alumunium foil
Mixer (bila perlu)
Termometer

Bahan:
Es batu yang lumayan banyak (kalian akan bisa mengira-ngira setelah membaca perintah lanjutan)
Garam
1 box tepung es krim
Air secukupnya

Langkah:

1. Buat adonan es krimnya. (sepertinya bagian ini tidak perlu terlalu detail, pasti di box kalian masing-masing ada petunjuk pembuatan adonan. Peace :) )

2. Tuang adonan ke dalam wadah kecil dan tutuplah dengan alumunium foil.

3. Beralih ke bagian lain, penuhi wadah baskom dengan es batu. Ukur suhunya dengan termometer.

4. Taruh adonan es krim kalian di dalam baskom yang penuh es batu tersebut dan taburi sekitarnya dengan garam.

5. Tunggu hingga es krim kalian membeku.

6. Setelah beberapa saat, amati apa yang terjadi dengan adonan es krim kalian dan ukur suhu es batu yang ada di wadah baskom.


Es krim mulai membeku dan es mencair. Bagaimana bisa terjadi? Kenapa kami memintamu menaburkan garam pada es dalam wadah?



Weapon 1 : Sifat Koligatif Larutan

Salam, Squadron! Di post kali ini, kalian akan dibekali Headquarters dengan materi Sifat Koligatif Larutan. Nah, untuk penggambaran singkatnya, berikut adalah mind-map sebagai pembuka materi kita.





Dalam materi ini, kalian akan membutuhkan beberapa pemahaman istilah-istilah dan 'amunisi' baru, yaitu rumus-rumus kemolalan, fraksi mol, dan lain-lain.

Kita mulai dari kemolalan. Kemolalan adalah satuan konsentrasi larutan yang terlarut dalam 1000 gram zat pelarut. Kemolalan disimbolkan dengan 'm'--ingat, bukan 'M', 'M' itu molaritas. Chill, nanti akan kita bahas juga.


Molalitas (m), akan kalian butuhkan saat kalian mencari penurunan titik beku (∆Tf) dan kenaikan titik didih (∆Tb). Silahkan intip mind-map-nya.

Yang kedua adalah fraksi mol (X). Fraksi mol akan kalian butuhkan saat mencari perubahan tekanan uap (∆P). Fraksi mol terdiri dari fraksi mol zat pelarut (Xp) dan fraksi mol zat terlarut(Xt).





Ingat, Xp + Xt = 1



Molaritas (M), akan kalian butuhkan untuk mencari tekanan osmotik larutan.


Setelah pengenalan beberapa istilah, ayo lanjut lebih dalam. Selanjutnya kita akan membahas penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan perubahan tekanan uap pada larutan elektrolit dan non-elektrolit. Rumus yang ditampilkan pada mind-map di atas adalah rumus yang berlaku untuk larutan non-elektrolit. Pada larutan elektrolit, masing-masing rumus dikalikan dengan 'i', atau faktor Vant Hoff.


Penurunan Titik Beku (∆Tf)

Titik beku atau titik leleh adalah suhu pada saat fase cair dan fase padat berada dalam kesetimbangan. Pada saat suhu melebihi titik beku, zat hanya dapat berada dalam keadaan cair, sedangkan jika suhu zat di bawah titik bekunya, zat akan berubah padat atau membeku. Adanya zat terlarut dalam suatu cairan akan menyebabkan penurunan titik beku, di mana zat akan membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membeku.

 ∆Tf adalah perubahan titik beku. 'm' adalah molalitas, dan Kf adalah konstanta penurunan titik beku. Harga Kf tergantung pada sifat zat cair yang digunakan sebagai pelarut dan besarnya berbeda-beda.


 Untuk larutan elektrolit, berlaku rumus sebagai berikut
Kenaikan Titik Didih (∆Tb)

Titik didih suatu zat cair adalah suhu pada saat tekanan uap zat cair tersebut sama dengan tekanan atmosfer di sekitarnya. Pada saat suatu zat cair mencapai titik didih, tekanan uap zat cair tersebut cukup tinggi untuk menyebabkan penguapan pada setiap titik di zat cair itu. Proses mendidih suatu zat cair adalah suatu hal yang sangat umum di sekitar kita, yaitu ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung kecil yang terbentuk terus-menerus pada beberapa bagian zat cair. Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan dapat menyebabkan kenaikan titik didih, di mana suatu zat cair akan membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk mendidih.


∆Tb adalah perubahan titik didih. 'm' adalah molalitas, dan Kb adalah konstanta penurunan titik didih. Seperti Kf, harga Kb tergantung pada sifat zat cair yang digunakan sebagai pelarut dan besarnya berbeda-beda.

Untuk larutan elektrolit berlaku rumus sebagai berikut.

Penurunan tekanan uap (∆P)


Tekanan uap larutan adalah tekanan pada saat uap dan komponen larutan yang tidak menguap berada dalam kesetimbangan. Artinya, laju penguapan sama dengan laju kondensasi uap. Tekanan uap larutan disebut juga tekanan uap jenuh larutan. Besar tekanan uap tidak sama untuk setiap suhu.

Persamaannya adalah seperti yang tertulis di bawah.

 ∆P adalah perubahan tekanan uap, P⁰ adalah tekanan uap pelarut murni sedangkan Xt adalah fraksi mol dari zat terlarut.



Perubahan tekanan osmotik (π)

Osmosis adalah proses perpindahan molekul pelarut dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semi permeabel. Adanya zat pelarut dapat memengaruhi tekanan osmotik.


π adalah tekanan osmotik dengan satuan atm, M adalah molaRitas larutan--bukan molaLitas. R adalah tetapan gas universal, yaitu 0,082, dan T adalah suhu dalam Kelvin. Suhu Kelvin : tambahkan 273 dari suhu Celcius-nya.




Nah, Squadron, sekian untuk materi kali ini, kami harap kalian dapat memahami chapter ini dengan baik. Untuk memantapkan persiapan, silakan latihan soal-soal. Headquarters mengucapkan selamat terjun ke medan ujian!